Monday, April 9, 2012

Tips Atasi Ketakutan dalam Pekerjaan

Takut gagal mencapai target, takut bosan dengan pekerjaan sekarang, atau jadi minder kala ditawari naik jabatan? Bila ketakutan ini juga menghantui Anda, temui sebab dan solusinya segera.

Survei yang dilakukan oleh CareerBuilder.com kepada para follower mereka di Twiiter menyebutkan, ada beberapa professional fears yang kerap menghantui para jobseeker hingga CEO, berkaitan dengan kinerja dan kemampuan diri walau sebenarnya semua berjalan dengan baik-baik saja, yaitu:

1. Dikalahkan oleh si anak bawang.

Hal yang hampir dirasakan oleh semua senior: tak mau kalah banding junior, baik soal gaji hingga kemampuan diri. Hal ini menjadi salah satu faktor munculnya rasa takut kalau si anak bawang memiliki nilai lebih baik di mata atasan atau mendapat promosi lebih dulu dibanding Anda. Ruth Mott, pemilik dari Mott Consulting di Chicago mengatakan banyak orang cenderung meremehkan kemampuan diri saat bersaing dengan rekan lain.

Solusi:
Evaluasi kinerja. Anda perlu tahu sampai mana kemampuan Anda bila dibandingkan dengan si anak bawang. Lama bekerja kini bukan patokan satu-satunya yang digunakan perusahaan untuk menilai siapa yang lebih layak mendapat promosi.

Saat merasa jenuh dengan pekerjaan dan ini membuat si anak bawang berlari lebih cepat, lakukan kegiatan yang bisa menyegarkan kembali pikiran dan tubuh. Lalu, buat ulang target karier ke depan. Bila tujuan Anda ingin naik jabatan, bangkitkan lagi semangat, asah skill, dan perluas pengalaman demi masa depan cerah.

2. Gagal mencapai target perusahaan.

Misalnya saat ingin diangkat menjadi manajer, di samping rasa bangga, ada rasa takut kalau nantinya tak bisa menjadi atasan yang baik, tak bisa mencapai target, atau mengambil keputusan yang salah. Ini juga yang kerap dialami oleh sebagian klien Jeffrey Millano, Business Consultant ThePeopleChemist.com.

Solusi:
Berpikir matang sebelum mengambil keputusan memang mutlak, namun tak perlu berlarut-larut mendekati deadline. Lebih baik cepat mengambil keputusan sehingga cepat memperbaiki bila itu salah. Percaya bahwa di dunia ini ada yang namanya kebetulan atau bahkan keberuntungan. Segalanya sesuatunya dapat diupayakan, dipersiapkan dengan matang, dan tentunya dibarengi dengan doa.

3. Tak bisa membagi waktu antara kehidupan pribadi dan profesi.

Bagi sebagian perempuan, mungkin Anda salah satu yang mengalami ketakutan ini. Usia seperempat baya dianggap waktu yang pas untuk punya suami dan anak. Namun, ketakutan tak bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan kerap menghantui kala pernikahan sudah di depan mata. Hal ini dialami oleh perempuan karier yang sudah berkeluarga. “Bukan hal mudah menjalani dua peran sekaligus, namun selalu ada solusi,” ujar Bronagh Hanley, Entertainment Publicist di San Francisco.

Solusi:
Buatlah daily plan, selesaikan pekerjaan tepat waktu dan hindari lembur. Bila pekerjaan terlalu banyak, percayalah kalau Anda punya peluang untuk merasakan kerja di tempat lain. Bila bekerja full time tak memungkinkan, coba cari peluang untuk part time, seperti menjadi freelancer atau berbisnis sebagai kegiatan positif untuk mengembangkan diri.

4. Takut mencoba karier baru.

Tak banyak berubah dan berakhir dengan karier yang statis, Anda tentu tak ingin mengalami hal ini bukan? Setiap orang memang wajib bersyukur dengan karena telah mendapat pekerjaan, namun tak ada salahnya untuk mencoba kesempatan lain bila memang kurang afdol dengan pekerjaan sekarang, entah lingkungan kerja atau gaji.

Hanley mengatakan,”Sebagian orang mungkin akan menjatuhkan semangat Anda dengan berkata kalau mencari pekerjaan itu sulit. Akhirnya Anda terpaksa makan hati terus karena budaya kerja yang tak sesuai.”

Solusi:
Bila keluhan lebih sering keluar dibanding rasa syukur, sebaiknya lakukan sesuatu yang bisa membuat Anda bahagia, berkarier di tempat lain misalnya. Sebelumnya, cari informasi tentang perusahaan itu, apakah sesuai dengan pribadi Anda atau tidak. Jangan memberikan surat pengunduran diri sebelum mendapat pekerjaan pengganti. Pertimbangkanlah biaya hidup Anda sebelum berhenti kerja.

5. Dikucilkan oleh rekan lain.
Ketakutan ini kerap dialami oleh karyawan baru. Apalagi bila rekan senior tampak tak mau terkalahkan. Alhasil Anda bekerja biasa-biasa saja, menolak ajakan makan siang bos, atau merasa tidak enak terus-terusan agar mereka bersikap baik.

Solusi:
Bila Anda punya poin plus di mata perusahaan karena kinerja yang memuaskan, jelas ini bukan kesalahan. Namun bila kedekatan dengan bos membuat pihak lain iri dan melakukan hal yang mengganggu ketenangan, tak ada salahnya meminta solusi pada si bos. Jaga hubungan baik dengan semua rekan dengan tetap bersosialisasi. Tak perlu mengasingkan diri karena hanya akan memperburuk keadaan.
readmore »»  

Saturday, April 7, 2012

Kebiasaan yang Menyebabkan Kekebalan Tubuh Turun

Sistem kekebalan tubuh adalah bagian penting dari tubuh seseorang untuk melawan penyakit dan infeksi. Sebuah sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang serius, seperti infeksi atau flu. Karenanya sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan yang kuat, dan salah satu cara melakukannya adalah dengan menghindari 10 kebiasaan buruk berikut ini:

1. Merokok

Merokok tidak hanya meningkatkan risiko kanker paru-paru, tetapi juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Ada ribuan racun yang ada di asap rokok yang dapat mempengaruhi sel-sel kekebalan dalam tubuh dan merusak fungsi mereka. Inilah menjadi alasan mengapa perokok lebih rentan terhadap gangguan pernafasan parah seperti asma, bronkitis dan bahkan pneumonia. Jika Anda seorang perokok dan sedang mencari cara untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, maka Anda perlu berhenti merokok.

2. Alkohol

Penelitian telah menunjukkan efek konsumsi alkohol yang berlebihan dan bagaimana hal itu dapat menghancurkan antibodi tubuh yang diperlukan untuk melawan sel yang terinfeksi oleh virus. Seperti perokok, mereka yang menderita kecanduan alkohol lebih mungkin menderita infeksi serius dan penyakit seperti tuberkulosis.

3. Kurang tidur

Penting untuk mendapatkan waktu istirahat yang baik demi memastikan sistem kekebalan tubuh Anda berfungsi dengan baik. Ketika tidur, tubuh mampu mengembalikan dan mengisi bahan bakar, termasuk sistem kekebalan tubuh. Jika Anda membatasi jumlah waktu tidur secara konsisten, Anda telah menempatkan diri pada risiko lebih tinggi terkena infeksi dan kondisi kesehatan yang serius seperti, penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes dan obesitas.

4. Kurang latihan

Tidak memiliki cukup waktu berolaharaga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit atau infeksi. Penelitian telah menunjukkan bahwa rutin melakukan aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan jumlah sel darah putih dalam tubuh untuk membantu melawan segala bentuk penyakit.

5. Terlalu banyak olahraga

Aktivitas fisik berlebihan dapat menyebabkan masalah dengan sistem kardiovaskular dan dapat membebani sistem kekebalan tubuh. Ingat, cukup waktu istirahat untuk pemulihan sama pentingnya untuk sistem kekebalan tubuh ketimbang melakukan latihan yang adekuat.

6. Stres

Jika Anda bertanya-tanya bagaimana stres dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang serius, berikut adalah penjelasannya. Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Tingkat stres yang tinggi dapat membuat ketidakseimbangan hormon dalam tubuh Anda, merusak fungsi sistem kekebalan tubuh yang dapat mempengaruhi cara tubuh dalam meyembuhkan luka, dan bahkan dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang lebih serius.

7. Kurang minum air


Air adalah sebuah cairan menakjubkan, yang dapat membantu fungsi keseluruhan dari tubuh Anda, termasuk sistem kekebalan tubuh. Air memiliki kemampuan untuk membilas setiap racun berbahaya dalam sistem imun tubuh. Minum cukup air juga dapat membarikan kesempatan kepada sistem kekebalan tubuh untuk beristirahat dan membantu melakukan tugasnya.

8. Tidak bersih

Kebersihan mungkin tidak mempengaruhi sistem kekebalan tubuh Anda secara langsung, tetapi bisa mencegah infeksi dan penyakit dengan menghilangkan kuman dan bakteri. Jika Anda jorok, Anda hanya akan memperberat tugas dari sistem kekebalan tubuh, karena perilaku Anda dapat mengundang organisme berbahaya ke dalam tubuh. Pada titik tertentu, organisme ini dapat mengalahkan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penyakit atau infeksi.

9. Kegemukan

Para ilmuwan telah menemukan bahwa obesitas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang. Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan hubungan langsung antara obesitas dan peningkatan risiko infeksi karena sistem kekebalan tubuh melemah. Mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga perting untuk diterapkan untuk orang dengan obesitas guna mengurangi risiko komplikasi kesehatan.

10. Terlalu banyak sinar matahari

Berjemur sebentar di bawah sinar matahari dengan menggunakan tabir surya sebenarnya bukan sesuatu hal yang buruk, tetapi berjemur terlalu lama dapat membuat kulit terbakar. Penelitian telah menunjukkan hubungan antara radiasi UV dan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Paparan sinar matahari berlebih juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit.



sumber : health.kompas.com
readmore »»  

Thursday, April 5, 2012

Efek Buruk Mencukur Ketiak

Salah satu bagian tubuh yang masih sering luput dari perhatian adalah ketiak. Mungkin karena Anda merasa bahwa ketiak merupakan bagian yang selalu tertutup dan jarang terlihat, sehingga tidak perlu diberi perhatian khusus.

"Padahal sebenarnya, ketiak merupakan bagian yang paling 'tersiksa' dari bagian lainnya di kulit manusia, misalnya selalu lembab, mengandung banyak bakteri, dan selalu tertutup. Inilah alasannya mengapa kita seharusnya lebih memberi perhatian pada bagian ini," tukas Eka Sugiarto, Marketing Manager Deo Unilever Indonesia dalam talkshow "The Little Secret for Your Beautiful Underarms" di St. Regis Resort and Spa, Bali, Jumat (30/3/2012) lalu.

Padahal jika tidak dirawat kebersihannya, rambut ketiak akan menyatu dengan keringat dan bakteri, lalu menghasilkan bau.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Unilever dalam Beauty Understanding Survei pada 2011 lalu, sekitar 78 persen perempuan Indonesia memilih menggunakan deodoran untuk merawat kebersihan ketiaknya, dan sekitar 89 persen memilih untuk menghilangkan rambut-rambut ketiak.

Di Indonesia, ada dua cara menghilangkan rambut ketiak yang paling populer, yaitu dengan mencukur dan mencabut rambut ketiak. Sekitar 55 persen perempuan memilih untuk mencukur, dan 37 persen lebih suka untuk mencabut rambut ketiak. "Mencukur merupakan cara yang lebih mudah, cepat, dan tidak menyakitkan dibanding mencabut," tambah Eka.

Bahayanya mencukur rambut ketiak
Kulit ketiak memiliki kandungan lapisan kulit yang sedikit berbeda dibandingkan dengan jenis kulit lainnya. Dalam lapisan kulit ketiak ini terdapat lapisan yang banyak mengandung kolesterol yang cukup banyak, dan sedikit kandungan ceramides-nya (perekat sel). Struktur lapisan kulit ini membuat kulit ketiak lebih sensitif dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.

Proses mencukur rambut ketiak ternyata justru bisa berbahaya dan merusak penampilan. Karena ketika mencukur rambut ketiak, sekitar 1/3 kulit ketiak atau sekitar 2-3 mg kulit ini akan ikut terkelupas. "Tanpa harus dicukur pun, kulit akan terkelupas secara alami. Namun, dengan mencukur maka kulit ini dipaksa untuk mengelupas," bebernya.

Kulit yang dipaksa mengelupas akan membuat kulit muda yang belum siap untuk "tampil" muncul ke permukaan terlalu cepat. Akibatnya kulit muda yang seharusnya sehat akan menjadi menjadi lapisan kering, kasar, rusak, iritasi karena luka yang dialami, dan kulit ketiak berubah menghitam. Terbukti, sekitar 68 persen perempuan yang mencukur ketiaknya merasa bahwa kulit ketiaknya berubah menjadi hitam. Sekitar 83 persen perempuan mengalami iritasi setelah bercukur, dan sekitar 2 dari 3 perempuan merasa kulitnya menjadi kasar setelah bercukur.

Kondisi kulit yang seperti ini pasti akan merusak penampilan dan rasa percaya diri Anda, terutama ketika mengenakan busana tanpa lengan. Selain itu, kulit ketiak terasa sakit dan perih.



sumber : female.kompas.com
readmore »»